BRN, Kubu Raya: Ketua Tim Komisi X DPR RI, H. Abdul Fikri Faqih mengatakan, kedatangan Timnya di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat (Kalbar) sebagai agenda Kunjungan Kerja (Kunker) sedikit berbeda, karena pihaknya turun langsung ke lokasi Kabupaten/Kota dan bukan di Ibu Kota Provinsi.
Fikri menambahkan, memasuki hari ke dua dalam Kunkernya, Tim Komisi X DPR RI meninjau langsung pelaksanaan Ujian Nasional Bebasis Komputer (UNBK) di SMP Tunas Bangsa Kecamatan Sungai Raya. Selain itu, Tim Komisi X DPR RI juga melihat keberadaan Kelenteng di tengah laut yang ada di Kecamatan Sungai Kakap.
“Kita memang sengaja melakukan Kunker ini di Kabupaten Kubu Raya dan bukan di Ibukota Provinsi, karena kita ingin melihat langsung kondisi rill yang terjadi di Kabupaten/Kota”, ungkap Ketua Tim Komisi X DPR RI Abdul Fikri di Sungai Raya, Rabu (3/5/2017).
Fikri menambahkan, berdasarkan laporan dari Wakil Kubu Raya Hermanus, Indek Pembangunan Manusia (IPM) di daerah ini terbaik nomor tiga se-Kalbar. Kondisi ini sudah sangat bagus sekali, akan tetapi pihaknya akan mengawal dan mendorong setiap program yang ada dari pusat untuk Kubu Raya.
“Kita juga minta kepada Pemerintah Kabupaten Kubu Raya agar lebih menggencarkan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, sehingga persoalan yang dihadapi mendapatkan jalan keluar yang baik”, pintanya.
Fikri menuturkan, tidak hanya permasalahan pendidikan saja, namun ada juga permasalahan yang ada, seperti pariwisata, ekonomi kreatif, pemuda dan olah raga serta lainnya juga menjadi tugas Komisi X untuk menyampaikannya ke pusat.
“Makanya dalam kunjungan ini, kami membawa serta kementrian masing-masing agar bisa mendengarkan secara langsung terkait kondisi di Kubu Raya,” tukasnya.
Khusus pendidikan sendiri, Fikri mengungkapkan pemerintah telah menganggarkan cukup besar untuk tingkat propinsi, kabupaten dan kota sebasar 20 persen dari APBD/P.
“Karena bidang inilah menjadi salah satu sektor pendukung yang mempengaruhi indek perkembangan manusia, untuk itu kita sangat memperhatikan kondisi ini,” jelasnya. (Rino Kartono Mawardi/RRI Pontianak)
Sumber: RRI