“Dari pagu yang diumumkan saya melihat orientasi pemerintah lebih kepada pendidikan tinggi. Padahal kementerian ini namanya Kemenristekdikti. Risetnya masih kurang, teknologinya hampir tidak ada,” beber Wakil Ketua Komisi X Abdul Fikri Faqih dalam rapat kerja dengan Kemenristekdikti di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (26/6).
Kemenristekdikti menyebutkan total pagu indikatif sebesar Rp 42,27 triliun, terdiri atas fungsi pendidikan sebesar Rp 41,22 triliun dan fungsi layanan umum (ristek) Rp 1,05 triliun.
Fikri menyayangkan peringkat Indonesia pada IIG masih jauh dibandingkan negara lain, termasuk di antara negara kawasan. Padahal, inovasi merupakan salah satu kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Indonesia jauh di bawah Malaysia yang menduduki peringkat 37, Vietnam yang berada di peringkat 47, dan Thailand di urutan 51,” jelas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
IIG memberi gambaran terperinci mengenai kinerja inovasi dan ekonomi di seluruh dunia dengan 80 indikator yang mengeksplorasi visi tentang inovasi. Laporan terbaru indeks akan diumumkan Juli mendatang.
Untuk itu, Fikri mendorong agar pemerintah mengalokasikan anggaran sepenuhnya untuk pengembangan teknologi.
“Bagaimanapun, kalau teknologi kita rapuh jangan berharap bisa maju,” katanya.
Sumber: RMOL