JAKARTA (HN) -Pendidikan kesetaraan di Indonesia terancam lumpuh. Pasalnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hanya memiliki dana cadangan Rp 138,2 miliar untuk membiayai 81.333 dari total 586.171 peserta didik kesetaraan.
“Dana tersebut hanya cukup untuk 81.333 peserta didik paket C,” kata Kasubdit Kesetaraan dan Pendidikan Berkelanjutan Kemendikbud Samto kepada HARIAN NASIONAL, Selasa (13/2).
Dia menjelaskan, permasalahan itu mengemuka karena Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum menyetujui dana alokasi khusus (DAK) untuk anggaran dana bantuan operasional (BOP) 586.171 peserta didik kesetaraan di Tanah Air.
Samto mengatakan, total peserta didik paket C sekitar 98.500 orang. Paket A diikuti 6.000 orang, paket B berjumlah 67.120 orang, paket C vokasi diikuti 8.000, PKH perempuan berjumlah 5.430 orang, desa vokasi berjumlah 35 lembaga, dan 34 lembaga Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marginal (GP3M).
Kemendikbud, kata dia, menganggarkan Rp 280,8 miliar untuk BOP 2017. Dana ini hanya mampu menyasar 171.720 peserta didik.
“Masih dibutuhkan sekitar Rp 500 miliar untuk membiayai peserta didik kesetaraan pada 2018,” ujarnya.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud Wartanto menjelaskan, pihaknya sudah mengajukan permohonan ke Kemenkeu. Namun, keputusan terkait permohonan ini belum ada.
“Kami masih membahasnya lagi,” katanya.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri mengatakan, dana BOP sangat dibutuhkan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) .
“Dana BOP ini sangat dibutuhkan untuk percepatan Angka Partisipasi Kasar sehingga indeks pembangunan manusia yang sekarang masih rendah dibanding negara tetangga akan naik dan tidak mengandalkan pendidikan formal yang reguler,” ujar Abdul dikutip Antara kemarin.
Dia menjelaskan, santri di semua pesantren juga bisa menjadi peserta PKBM yang menjalankan pendidikan kesetaraan.
Oleh karena itu, para santri selain belajar agama, tapi juga mendapatkan tambahan pelajaran yang menjamin mereka bisa mendapatkan kemampuan setara SD (paket A), SMP (paket B) maupun SMA (paket C).
Reportase : Alvin Tamba
Editor : Aria Triyudha