BUMIJAWA- Slawi diharapkan jadi pusat teh wangi dunia .Pasalnya, terdapat banyak pabrik teh yang memproduksi berbagai macam merek teh wangi.
Karena itu, sangat disayangkan jika Slawi tidak dimanfaatkan jadi pusat teh wangi dunia. Hal tersebut mengemuka dalam Bimbingan Teknik Promosi Pengembangan Pasar Australia, Selandia Baru dan Oceania Dalam Pengembangan Destinasi Pariwisata di Hotel Sankita Guci, Bumijawa, Kabupaten Tegal, Rabu (9/10).
Acara itu digelar Kementerian Pariwisata bersama Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal.
Acara yang dihadiri pelaku pariwisata, Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA), Badan Promosi Pariwisata Daerah, akademisi di Kabupaten Tegal itu dibuka oleh Abdul Fikri Faqih, anggota Komisi X DPR RI.
Fikri menyebutkan, Kabupaten Tegal memiliki lokasi strategis dan akses yang memadai baik angkutan jalan raya (Tol Trans Jawa), maupun kereta api.
Kabupaten Tegal juga memiliki objek wisata, budaya dan kuliner yang unik.Daerah ini memiliki objek wisata yang beragam dari pantai, pegunungan, dan tempat-tempat religi yang potensi dikembangkan dan menarik minat wisatawan.
Hanya saja, untuk mengembangkan pariwisata, dibutuhkan strategi 3A, yang meliputi atraksi, akses dan amenitas.
“Atraksi kalau tidak atraktif, buatlah agar menjadi atraktif. Kita jaga pakemnya, dan lakukan inovasi,”tutur anggota DPR RI asal Kabupaten Tegal ini.
Fikri menyontohkan mendiang Enthus Susmono yang berhasil melakukan inovasi saat mendalang. Diantaranya dengan menyelipkan bahasa lokal Tegal dan menyuguhkan pertunjukkan wayang yang atraktif, sehingga pertunjukkannya menjadi menarik dan dinantikan.
“Seniman jangan hanya puas dengan yang telah dipelajari, lakukan inovasi. Tetapi tetap menjaga pakem,”sebutnya.
Sementara itu, terkait aksesbilitas , menurutnya, Kemenpar dapat menjembatani usulan pemerintah daerah ke Kementerian terkait .
Pada acara itu, politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menegaskan pentingnya kerjasama pentahelix dalam pengembangan pariwisata. Kerjasama pentahelix harus dilakukan unsur pemerintah, komunitas, bisnis, akademisi dan media .
Menurutnya, pengembangan pariwisata jangan hanya menggandeng investor, tetapi harus menggandeng pula warga setempat dengan melibatkan Pokdarwis, agar warga setempat bisa ikut andil, dan bukan hanya menjadi penonton di daerahnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional IV Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Republik Indonesia , Adella Raung menyebutkan, Guci sangat potensial dijual kepada wisatawan mancanegara. Selain pamandangannya indah, Guci juga memiliki pemandian air panas.
Namun, selain daya tarik wisata tersebut, harus ada aktivitas lain yang bisa menarik wisatawan agar mau datang ke Guci atau tempat wisata lain di Kabupaten Tegal.
“Sekarang orang datang ke tempat wisata, tidak hanya untuk mengunjungi saja, tetapi mau melakukan aktivitas apa mereka di tempat wisata ini. Terutama di kalangan anak milenial,”sebutnya.
Dalam acara itu, juga hadir Agni Malagini, yang merupakan anggota tim percepatan pengembangan wisata sejarah, religi, tradisi dan seni budaya Kementerian Pariwisata menyebutkan, perkembangan pariwisata di Kabupaten Tegal sejak dua tahun lalu hingga kini masih stagnan, tidak ada perkembangan yang signifikan.
“Ini perlu komitmen, niat dan anggaran ,”sebutnya.
Agni menyebutkan, Slawi potensial dipromosikan kepada wisatawan mancanegara. Slawi memiliki produk unggulan teh wangi. Di Slawi terdapat banyak pabrik teh yang memproduksi berbagai macam merek teh wangi, sehingga sangat disayangkan apabila Slawi tidak memanfaatkan jadi pusat teh wangi dunia.
“Di dunia tidak ada pabrik teh wangi, Slawi satu-satunya kota yang memiliki pabrik teh wangi terbanyak di dunia,”sebutnya.
Agni mengingatkan, dalam mengembangkan pariwisata agar tidak terjebak dengan menjual destinasi wisata semata. Produk wisata cerita, pengalaman dan segmen khusus juga sangat diminati wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal , Suharinto mengatakan, untuk mengenalkan pariwisata di Kabupaten Tegal sekaligus teh wangi dari Slawi, pada Sabtu (12/10) dan Minggu (13/10), Dinas Parpora dan PHRI akan menyelenggarakan Guci Tea Carnival (GTC) di Hotel Sankita Guci.
Dalam kegiatan ini, akan dilaksanakan kunjungan ke pabrik teh wangi di Slawi, pameran produk teh wangi dari empat perusahaan. Dengan adanya bimtek tersebut, Suharinto berharap, para pelaku kepariwisataan di Kabupaten Tegal memiliki cara pandang yang sama dalampengembangan dan promosi pariwisata di Kabupaten Tegal ke tingkat internasional. (Sari/Red 6)
Sumber : SM Pantura