Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menilai bahwa kehadiran Perguruan Tinggi (PT) Asing ke Indonesia merupakan sebuah resiko yang harus dihadapi Indonesia yang telah ikut dan sepakat dalam Asean-China Free Trade Area (ACFTA), bukan dalam hal ekonomi saja, namun dalam hal pendidikan juga Indonesia akan kedatangan PT Asing.
“Kita perlu memperkuat dan memperhatikan sumber daya kita, jangan sampai aspek pendidikan kita rusak karena kesepakatan global ini,” ungkap Fikri saat bertemu Kopertis VIII di Denpasar Bali, Kamis (01/2/2017)
Sebagaimana diketahui bahwa, pemerintah melalui Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyampaikan bahwa Indonesia akan kehadiran Perguruan Tinggi Asing. Menurutnya, dengan kehadiran perguruan tinggi asing di Indonesia akan meningkatkan daya kompetitif perguruan tinggi di dalam negeri. Pemerintah menargetkan perguruan tinggi asing (PTA) yang masuk ke Indonesia adalah yang masuk peringkat 200 besar di dunia.
Fikri berharap, kedatangan PT Asing ini tidak mematikan dan justru harus mengembangkan pendidikan di Indonesia seperti kerja sama dengan PTN dan PTS di Indonesia. “Aspirasi yang kita dapatkan tadi ketika bertemu dengan Kopertis VIII, mereka menyampaikan harapan agar PTS juga bisa diajak kerja sama dengan PT Asing ini. Banyak PTS yang bagus dan banyak juga PTS yang akan tutup, maka ini juga harus kita perhatikan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Fikri sampaikan bahwa Kemenristekdikti harus mempersiapkan secara matang, agar kedatangan PT Asing tidak justru mematikan PTN maupun PTS di Indonesia. Kemenristekdikti juga harus memikirkan konsep kerja sama antara PT Asing dengan PTN dan PTS di Indonesia. “PT Asing boleh masuk ke Indonesia, namun tidak sebebas-bebasnya, harus tetap kita atur dan kita batasi,” tutupnya. (skr/sc)